Hidup baru, terasa semuanya baru, terlahir baru.
Rasanya baru kemarin masuk SD yang letaknya hanya beberapa meter dari rumah. Tanggal 25 September 2011 tepatnya saya memulai hidup baru, menjadi seseorang yang katanya dikatakan dewasa, memulai mencari nafkah untuk sendiri. Entah siapa yang memulai mengidentikan dengan mencari nafkah sendiri, tapi Alhamdulillah sebelum wisuda saya sudah dapat bekerja di salah satu perusahaan jasa minyak dan gas. Alhamdulillah semuanya sudah ditentukan Allah.
Hari itu adalah hari minggu, berbekal uang 150 ribu, saya berangkat dari desa kecil di kecamatan ciparay yang juga kecamatan kecil di kabupaten bandung. Awalnya terlihat semuanya berjalan dengan baik, saya diantarkan my hero bapak tercinta dengan menggunakan motor ke salah satu travel agency shuttle car di kota bandung. Sampai akhirnya ban motor bapak bocor!
Ya Ampun.. what's wrong with the tire. ternyata motor bebek ini bocor. Sambil membawa offshore bag saya bantu mendorong, akhirnya sampai juga di tukang tambal ban. Karena takut terlambat, saya putuskan meneruskan dengan naik angkot, tak lupa saya meminta do'a dari bapak dan mencium tangan nya sebelum saya pergi.
Alhamdulillah sampai di shuttle car tepat waktu. Perjalanan 2,5 jam menuju Jakarta tak terasa karena ketiduran. Sampai juga di ibu kota, saya turun di daerah tebet dan dilanjutkan dengan menggunakan ojek ke salah satu hotel bintang lima di jakarta, Parklane.
Hotel Parklane, Jakarta. Memulai mimpi baru
Seorang anak dari kampung menginap di hotel bintang lima, mungkin beberapa tahun lalu semuanya terasa cuma mimpi.Tapi memang, semuanya berawal dari mimpi, mimpi untuk hidup lebih baik dari hari sebelumnya. Sepanjang perjalanan, beberapa pertanyaan muncul tentang bagaimana caranya check-in , bagaimana kalau resepsionis nya berbicara bahasa inggris, dan masih banyak pertanyaan lain yang berputar putar dipikiranku.
Sesampainya di hotel saya langsung menuju ke lobi hotel, di lobi hotel saya dimintai ktp, pikirku emangnya saya mau pemilu harus nyerahin ktp. Alhamdulillah semuanya pakai bahasa indonesia, jadi ga minder. 'no more nervous here' hiburku, setelah tanda tangan ini-itu akhirnya saya diberikan sebuah kartu, sebenernya saya sudah menunggu kapan resepsionis ini memberikan kunci kamarnya. Buat apa kartu ini? tanyaku dalam hati. Setelah mengetahui nomer kamarku, aku beranikan untuk langsung ke kamar, meskipun masih penasaran untuk apa kartu ini.
Sesampainya di depan pintu kamar, akhirnya saya tahu fungsi kartu tersebut. oh untuk buka pintu toh, cool! meskipun listrik dikamar masih padam (karena tidak tahu gimana cara menyalakan lampunya), saya bersyukur hari ini bisa mendapatkan sesuatu yang baru, Alhamdulillah..